Selamat malam, bintang..
semoga sinarmu selalu
mengiringi setiap insan..
Semoga dan semoga, secerca sinarmu akan tetap mampu
menghangatkan perasaan- perasaan kehilangan..
Aku mengerti , manusia itu akan berangkat dan pulang. Situasi itu biasa dipanggil perjalanan.
Seperti itulah kita di dunia. Pada perjalanan kita,
pasti akan menemukan lika-liku. Seseorang diberi berkah untuk hidup didunia
dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Kita hidup dalam keadaan susah dan senang. Tinggal
bagaimana pandai-pandainya mensyukuri segala nikmat yang sudah Dia berikan.
Seperti malam-malam lalu, entah pikiran ini selalu
mencoba berputar pada kejadian masa lalu. Masa dimana diri ini merasakan
senang, sedih, bahkan marah.
Merasa kehilangan, jatuh cinta, dan rasa syukur yang
tiada terukur. “Ini hidup”. Ujarku lirih kala itu.
Ketika perasaan ini melaju dengan gelisahnya, tidak
sengaja mataku membaca sebuah pesan singkat darinya. Seorang yang dulu masa
laluku. Dari sederet kalimat yang ia kirim, sangat bisa kupastikan dia sedang berduka.
Kakak perempuan satu-satunya dipanggil Tuhan. Aku yang terkejut tidak
terburu-buru panik. Meski aku tahu, si Mbak
adalah perempuan kedua yang ia panut setelah Ibunya. Aku bisa menebak bagaimana
limbung hatinya sekarang ini. Tapi aku bisa apa? Saat ini aku hanya bisa
mendoakan supaya arwah Mbak diterima di sisiNya. Tapi sejenak kemudian, aku
mendengar suara bass-nya lebih serak dan seperti sulit untuk diungkapkan.
Betapapun wanita, ia akan luluh hatinya jika
mendengar orang lain bersedih. Hanya bisa terdiam. Mendengar ceritanya. Saat
ini aku berusaha sekuat mungkin untuk meredakan duka yang dia alami. Sebagai
teman baik, pasti akan ada waktu untuk merengkuh sahabatnya. Rasa-rasanya aku
ingin segera menemuinya dan bilang, “semua
akan baik-baik saja,aku disini menemanimu”. Tapi apa daya.. Lagi-lagi jarak
yang mengedus ditengah kehilangan.
Aku kasian padamu. Dan aku ingat, kamu satu-satunya
yang kala itu selalu merengkuh pundakku dari airmata selama aku disana , ketika
Tuhan menjemput pulang Papa.
Hidup didunia itu timbal balik. Selalu ada simbiosis
mutualisme didalam perjalanannya. Untuk bekal pulang ke hadapan Sang Khalik.